Monday, June 30, 2008

EURO 2008 Final....

Finally Spain won the game...

Germany 0 : Spain 1

Date : June 29
Stadium : Ernst Happel Stadion
Spectators : 51,428
Referee : Roberto Rosetti (Italy)


Chronology :
33’ Goal (0:1) : F. Torres (Spain)
43’ Yellow Card : M. Ballak (Germany)
43’ Yellow Card : I. Casillas (Spain)
75’ Yellow Card: F. Torres (Spain)
88’ Yellow Card : K. Kuranyi (Germany)


shot on target (Germany : Spain) 1 : 7
shot offtarget (Germany : Spain) 2 : 8
corner kick(Germany : Spain) 4 : 7
possession % (Germany : Spain) 52 : 48
offside (Germany : Spain) 5 : 4
foul (Germany : Spain) 21 : 19
yellow card (Germany : Spain) 2 : 2


Friday, June 27, 2008

my series of photography

bunga di ladang dragon fruit

bunga

lady bird atas atas daun terung

dragon fruit...

rama-rama di ladang dragon fruit

Durian....king of fruit
lady bird tengah makan daun terung

semut hitam mencari rezeki

bunga on focus
atuk ku dan niyaz potong tebu

bunga apa yaa?

niyaz makan roti

Salihatunnisa' dan asam kering


terung kering

.....what is your comment?

Euro 2008 Semi Final


From 16 countries played in euro 2008, and now only 2 country having a chance to bring euro cup to their country Germany or Spain… in this case I believe Spain will win for this time…hope so laa

Anyway, game between Germany vs Turkey… my comment is luck for Germany.. Turkey more deserve base on statistic below ;


Germany 3 : Turkey 2
Date : June 25
Stadium : St. Jaakob Park
Spectators : 39,374
Referee : Massimo Busacaa (Switzerland)
Chronology :
22’ Goal (0:1) : U. Boral (Turkey)
26’ Goal (1:1) : B.Schweinsteiger (Germany)
53’ Yellow Card : S. Senturk (Turkey)
79’ Goal (2:1) : M Klose (Germany)
86’ Goal (2:2) : S. Senturk (Turkey)
90’ Goal (3:2) : P Lahm (Germany)


shot on target (Germany : Turkey) 3 : 10
shot offtarget (Germany : Turkey) 4 : 9
corner kick(Germany : Turkey) 2 : 8
possession % (Germany : Turkey) 46 : 54
offside (Germany : Turkey) 0 : 1
foul (Germany : Turkey) 14 : 16
yellow card (Germany : Turkey) 0 : 2


And game between Spain vs Russia

Russia 0 : Spain 3
Date : June 26
Stadium : Ernst Happel
Spectators : 52,000
Referee : Frank De Bleeckere (Belgium)
Chronology :
50’ Goal (0:1) : X. Harnandez (Spain)
57’ Yellow Card : Y.Zhirkov (Russia)
60’ Yellow Card : D. Bilyaletdinov (Russia)
73’ Goal (0:2) : D. Guiza (Spain)
83’ Goal (0:3) : D. J Silva (Spain)


shot on target (Russia : Spain) 1 : 11
shot offtarget (Russia : Spain) 5 : 7
corner kick(Russia : Spain) 3 : 4
possession % (Russia : Spain) 48 : 52
offside (Russia : Spain) 1 : 4
foul (Russia : Spain) 18 : 14
yellow card (Russia : Spain) 2 : 0


Final...berapa yaa score between Spain and Germany,.?

Tuesday, June 24, 2008

Petua untuk dicintai....

Ceritanya...

Riwayat dari Ibnu Majah dari Sahal in Sa'ad bahawa : " Ada seorang lelaki yang datang kepada rasullullah saw dan bertanya " Wahai rasulullah, tunjukkan kepada ku amal perbuatan yang jika aku lakukan, Allah akan mencintaiku dan manusia pun mencintaiku?."..

Sabda Rasul yang mulia : " Zuhudlah terhadap dunia, maka Allah akan mencintaimu dan zuhudlah terhadap apa yang ada di tangan manusia, maka manusia akan mencintaimu".

manakala ibnu taimiyah berkata : " Zuhud adalah meninggalkan segala yang tidak bermanafaat bagi akhirat. Sedangkan apa yang bermanafaat baginya, maka ia tidak boleh ditinggalkan"

Dan Allah menyebut di dalam Al Quran Al Karim:

"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam,
dan diakhir-akhir malam mereka memohon ampun
(kepada Allah)"
Adz-dzariyat:17-18

Financial Planning #02: Menabung & Simpanan

Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit

Berakit-rakit kehuluan
Berenang-renang ketepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Antara pepatah yang biasa kita dengar, malangnya, jarang antara kita mengambil perhatian apa maksud yang tersirat dibalik pepatah ini.

Berapa usia anda sekarang? 40 tahun…..30 tahun…. 20 tahun…..10 tahun….

Berapapun belum terlambat… batter late than never….Cuma pulangannya kecil laaaa…
Ambil contoh…anda menabung pada usia sekarang..let say 30 tahun… dalam RM 100 sebulan..

Dalam 20 tahun kemudian….berapa yee..

= RM 100 x 12 bulan x 20 tahun = RM 24,000

Itu x campur dengan faedah jika letak dalam bank ke? Tabung haji ke? Fix Deposit ke?

Mungkin ada yang berkata RM 100 tuu banyak..sangat laa…

X banyak laa,

RM 100/ 30 à Cuma RM 3.40 sehari… kpd yang hisap rokok..bukan ke dapat lebih dari ini jika berhenti berdisiplin membeli rokok setiap hari…

Tiga petua paling penting….ialah :
i. BERTERUSAN (istiqamah @ consistent)
ii. DISIPLIN
iii. Mula lah dari sekarang..jangan bertangguh…


Letakkan target anda…dan jumlah commitment anda dalam sebulan..jika lebih CONFIRM dapat lebih…

Insya-allah next time saya akan sentuh pasal checklist dalam bershopping
Sekadar nak berkongsi…
………

Friday, June 20, 2008

Apa salahnya? Saya nak ambil rantai saya balik!!!!

Suatu cerita yang selalu saya kongsikan dengan sahabat-sahabat seusrah semasa zaman pengajian dulu-dulu...tapi hakikatnya ia memang cerita yang baik...

Ceritanya….

Di bumi Iraq dahulu pernah mempunyai seorang ulama yang hebat dan tersohor… (sebenarnya banyak ulama-ulama dunia islam lahir di Iraq).. apapun..untuk cerita ini, tidak pula diketahui nama sebenar Ulama ini…dan itu pun x lah penting… namum, peranan yang dimainkan oleh Ulama’ ini amat berkesan kepada seluruh penduduk di tanah Iraq ini..Dengan siri kuliyyahnya dihadiri oleh ribuan umat, baik kulliyyah subuh nya hingga maghribnya sentiasa mendapat sambutan hangat daripada penduduk…malah sentiasa hadir dalam forum-forum soal jawab dengan memberikan penyelesaian kepada setiap masalah yang dihadapi oleh insan…

Pendek kata, peranan yang di mainkan oleh Ulama’ ini amat baik untuk Islam…. Yaa Lah, “disebalik kejayaan sorang lelaki, pasti dibelakangnya adalah seorang wanita yang hebat”..itu pepatah yang benar..mungkin hampir x ada seorang lelaki yang akan menafikannya…. Dan dikurnia Allah ulama nie seoarang Isteri bak bidadari dunia…solehah, cantik dan rajin…mana tak nya…makan, pakai dan segala keperluan ulama’ ini dijaga dengan baik…..

Dengan jadual yang padat..bermula dengan seawal pagi untuk tahajud, ke kulliyah subuh hingga ke ceramah ke malam hari…Isterinya memang seorang perfect…sabar dan setia menunggu si suami setiap hari. Paham akan tugasan dan peranan yang dimaikan oleh sang suami….

Ulama’ itu pula, begitu dan sentiasa memberikan sesuatu yang terbaik untuk ummat tanpa rasa prejudis terhadap isteri...

Namum, takdirnya suatu ketika...isterinya jatuh sakit dan meninggalkan suami yang dicintainya..sedihnya... memangpun...kata p.ramlee ”sapa yang x sayang bini oi“

Jadual dan kehidupan si suami yang setia ini terus berubah..tiada lagi kulliyah mahupun forum yang dihadirinya menyelesaikan masalah ummah.....kerjanya menangis dan menangis..menangisi pemergian isteri yang dicintainya...dan hanya berulang alik ke masjid berdekatan untuk menunaikan solat fardhunya berjamaah...

Sebulan, dua bulan berikutnya..malah setahun kemudian..pun begitu...sayang sungguh kepada isterinya..... “di mana kan ku cari ganti..serupo dengan mung

Hilanglah mutiara..penyuluh ummah di masa itu..bumi menjadi suram atas kehilangan peranan yang di mainkan oleh ulama’ ini sebelumnya….

Sekian,lama menyepi diri..akhirnya datanglah seorang perempuan dari parsi untuk bertanya soalan kepada ulama’ ini..

Wanita : Tuan Guru, saya punyai satu kemusykilan…jauh saya merantau untuk bertanya tuan…boleh saya tanya?

Ulama : Tidakkah engkau tahu, aku sedang bersedih sekarang...pergilah tanyakan kemusykilan mu kepada orang lain….

Wanita : Jauh saya dating..dari parsi..kasihanilah saya……

Ringkasnya, akhirnya..Tuan Guru itu pun bersetuju

Ulama : Oklah… boleh lah sila tanya..tapi hanya untuk satu soalan..saya masih sedih….

Wanita : Dahulu saya punyai satu RANTAI EMAS yang kemudiannya saya pinjamkan rantai tersebut kepada kakak saya…. Selepas 5 tahun kemudian,saya ingin mengambilnya kembali..tetapi dia tidak mahu memulangkannya….kepada saya….

Ulama : ok..dan apa masalahnya

Wanita : Yaa..kemudian saya ragut jee rantai tuuu... salah kah saya..

Ulama : Rantai itu kepunyaan kamu?

Wanita : Yaa… benar…

Ulama : Jika benar Rantai itu rantai kamu..pada saya ia TIDAK SALAH

Wanita : Terima Kasih tuan guru..Habis tuu kenapa tuan guru MENANGIS???

Ulama : !!!!!!

Sedarlah ia akhirnya.....semuanya adalah milik-NYA...dan tidak perlu BERSEDIH....


“Life must go on..dude”

Oil Price At RM3.15 If Not For Restructuring Of Fuel Subsidy System


KUALA LUMPUR, June 12 (Bernama) -- The government might have been forced to set the retail price of petrol at a much higher level had it not restructured the fuel subsidy system and raised petrol to RM2.70 and RM2.58 for diesel last Thursday.This is because global crude oil price rose to US$138 per barrel two days later on Friday.Without the new subsidy system where it is fixed at 30 sen, the government might have been forced to set a higher price of RM3.15 per litre for petrol, said Second Finance Minister Tan Sri Nor Mohamed Yakcop said at a media briefing on the budget here Thursday.On June 4, the government raised the petrol and diesel prices by 78 sen and RM1 litre respectively.He said on Friday, two days after the announcement of the new prices, the global oil price rose to as high as US$138 a barrel."Based on that price, the local price without subsidy will be RM3.45."The price has gone up, and if we do not do anything and maintain the subsidy, then at the end of the month we will be forced to announce an oil price of RM3.15 a litre which will raise the subsidy to RM33 billion.Nor Mohamed said without the restructuring of the subsidy scheme, the government would have to allocate RM10 billion for June to December 2008."For the first five months of this year, the subsidy was RM8 billion," he said.He said the government's total revenue was only RM147 billion and of the amount, RM33 billion was for subsidy to oil firms because they had been asked to sell oil at the lowest price possible.-- BERNAMA
APA harga minyak akan NAIK LAGI?????
APA hal????
Habis apa kita nak buat NIe?

Thursday, June 19, 2008

Myammar Hit by Nargis

Lihatlah nasib menimpa jiran negara kite....
betapa perlu disyukuri..renungilah



........... lihatlah bila tuhan menungjukkan kehebatan-Nya...

EURO 2008

As we all know…there are 16 countries are play in euro 2008, there are Portugal, Turkey, Czech, Swtzerland, Crotia, Germany, Austria, Poland, Netherland, Italy, Romania, France, Spain, Greece, Russia and Sweden.

It creates phenomena in the world to watch all the games. Malaysia is one of the country. But, for me it is not important to watch all the matches, it more on the result of the game. I’m not the man who woke up in early morning waiting the game end..what the benefit daa?

What ever? Now they are passing group qualification…half of them are eliminated left only eight…who yaa? Portugal, Turkey, Crotia, Germany, Netherland, Italy, Spain and Russia…

But who will be meet at the Final… my sixth sense say Netherland and Portugal…

Are we happy if this happen to PETRONAS

PDVSA: An example not to follow....

In spite of PETRONAS’s contribution to the nation, recent calls from many quarters are demanding that PETRONAS do more. Maybe the plight of PDVSA can serve as a warning for “killing the goose that lay the golden eggs”.


The Perils of PDVSA

Venezuelan state-run oil company Petroleos de Venezuela (PDVSA) is up to four months behind in payments to a host of energy industry contractors, El Universal reported June 10. Although the delays officially have been blamed on technical malfunctions, there is some evidence that PDVSA may be at serious risk of financial ruin, spelling grave implications for Venezuelan President Hugo Chavez's regime.

PDVSA is the main source of income for the Venezuelan government and the principal financial foundation for Chavez's populist policies. Chavez's reliance on PDVSA to fund his policies is increasing even as inflationary pressures in the Venezuelan economy mount, local elections approach and the government struggles to compensate for system-wide food shortages. If PDVSA's late payments are an indication that the company is faltering, it could seriously shake the country and put the government at risk of losing control.

While PDVSA has been late in paying contractors before, the delays have never been quite this protracted. The official reason is that PDVSA's SAP computer systems program is experiencing unspecified technical difficulties. There is, however, speculation that corruption is exacerbating the situation. PDVSA is also reportedly experiencing very high employee turnover, which has slowed all of the company's processes.

The compromised employee situation began in 2002, when a significant portion of PDVSA's skilled staff was laid off after the company's participation in a coup attempt against Chavez. The move left the company without technically skilled personnel or an accounting department.

Oil production took an immediate hit after the coup attempt. With the company organizationally scrambled, daily production of crude oil fell from an all-time peak of 3.15 million barrels per day (bpd) in 2000 to 2.34 million bpd in 2003, according to estimates by the U.S. Energy Information Administration (EIA). Although PDVSA claims to have raised oil output to pre-coup levels, there is serious doubt as to whether this is true. The EIA, the Organization of Petroleum Exporting Countries and the International Energy Agency all estimate that Venezuela's actual output of crude oil hovers somewhere around 2.4 million bpd. PDVSA's crude upgrading output also dropped by about 200,000 bpd in 2007.

A spike in imports of refined products and inputs is also cause for concern, as the value of purchases spiked from $759 million in the second quarter of 2007 to $1.6 billion in the first quarter of 2008. Part of the increase is most likely due to the rise in global oil prices and is not necessarily an indication of dramatically increased imports of refined products. However, it is yet another sign of weakness and a burden on PDVSA. If PDVSA is rapidly losing the capacity to produce these refined products (necessitating increased imports), it is in trouble.

In the face of declining production, PDVSA is able to invest only a small amount of funds into new exploration and production. The EIA estimates that in order for the company to maintain its level of production, an investment of $3 billion per year is necessary to compensate for lowered production in mature fields. But in the first half of 2007, PDVSA invested only 4.8 percent of revenues, or $2.09 billion, into exploration and production - hardly enough to increase revenue.

Many of the company's capital expenditures have been focused on acquiring stakes in other companies and projects following Chavez's 2007 nationalization campaign, which required PDVSA to hold a majority stake in all Venezuelan energy operations. Such deals give PDVSA a higher percentage of revenues, but also a higher burden of responsibility.

In spite of its reduced production capacity and increased financial burden, PDVSA is largely responsible for the fiscal solvency of the Venezuelan government. PDVSA's financial statements from the first half of 2007 indicate that the company contributed 37.8 percent of total revenues to the state. After taxes and expenses, PDVSA had only 2.1 percent of its revenue left. With such a small surplus, PDVSA has very little wiggle room for adapting to new demands.

Furthermore, PDVSA will not be able to take advantage of spiking global oil prices. A recent change in tax law will increase the tax PDVSA pays per barrel of oil sold. Oil prices had been estimated at $35 a barrel, but actual oil prices averaged $95.84 a barrel; hence, there is an excess of $60.84 a barrel. These additional earnings were used to calculate higher income tax. Some analysts have predicted that unless the global price of oil is at or above $150 per barrel, PDVSA will be in the red.

This is not to say that Venezuela is not taking action to counteract PDVSA's financial difficulties and declining production. A series of deals with foreign governments and companies has brought further investment into Venezuela's energy industry, and several blocks are currently up for auction. However, the flow of investment is gradual , and the demands on PDVSA are increasing.

In addition to covering its own costs and debts, PDVSA is also responsible for a host of social and economic programs that are the basis for many of Chavez's policies, and upon which he relies for public support. These include farming, food production, food distribution and oil industry equipment production. (PDVSA is also in the process of acquiring control of Venezuelan electric utility Corporacion Electrica Nacional.) These policies extend abroad to include foreign oil and general assistance programs in Latin America that have been key to Chavez's foreign diplomatic strategy.

With so many demands on PDVSA, it is perhaps no wonder that the company might be having difficulties making its payments to contractors.

And the political and economic strain Chavez is feeling is ratcheting up the pressure on PDVSA even further. Chavez's recent reversal on two key policies - an authoritarian intelligence law and support for the Revolutionary Armed Forces of Colombia - shows that the president is feeling threatened. With skyrocketing inflation, periodic food shortages and the approach of November local and state elections that will test the United Socialist Party of Venezuela's mandate, Chavez is leaning ever more on PDVSA for financial support for his populist policies.

Chavez's populism is intended to maintain public support and the survival of his regime. But the more he leans on PDVSA to fund his policies, the more Chavez risks shattering the very foundation upon which his kingdom rests.

Stratfor Analysis 12 Jun 2008

from Hishamuddin

Wednesday, June 18, 2008

Jom Join Group SMS PPIM


Sebagai pengguna muslim, saya cadangkan kepada anda semua menyertai Group SMS PPIM
senang jee....... taipkan ON GROUP PPIM dan hantar ke 33886... Selamat Mencuba

Tuesday, June 17, 2008

Pilot peluk Islam setelah pesawat bawa jenazah ulama dilindungi awan: Mastika

Majalah Mastika keluaran Julai 2008 perlu anda miliki..pertamanya ia mempunyai cerita pengiktibaran KESIBUKAN KEHIDUPAN seorang Ulama' dan PERJALANAN KEMATIAN seorang ulama'..lupakanlah sementara masalah kenaikan harga minyak dunia..ia x memberikan kesan langsung atas iman kita.. mari saya ringkaskan...di bawah sebahagiannya adalah petikan yang saya ambil dari laman web tranungKite Online..dengan sedikit tambahan selepas memiliki Mastika keluaran Julai 2008.

Pertamanya : berkenaan dengan tajuk muka hadapan ...PILOT peluk Islam setelah pesawat bawa jenazah ulama dipayungi awan!!!

Tajuk diatas ialah tajuk sebuah artikel diruangan Pedoman & Iktibar majalah Mastika keluaran Julai 2008 (ms118). Subhanallah... Meremang bulu roma saya setelah membaca kehebatan ulama tersebut sehinggakan didalam perjalanan terakhir beliau menuju ke alam barzakh pun masih lagi “berdakwah” hingga pilot terbabit dengan izin Allah memeluk Islam.

Bukan itu sahaja, menurut pilot tersebut, di sepanjang penerbangan tersebut awan memayungi pesawat tersebut sedangkan tempat lain keadaan panas terik. Kejadian tersebut juga disaksikan oleh krew pernerbangan tersebut. Melihat kepada kejadian aneh itulah, pilot tersebut mengambil keputusan untuk memeluk Islam. Subhanallah.

Artikel di dalam Mastika tidak dinyatakan nama ulama berkenaan tetapi banyak fakta2 yang menarik berkenaan ulama tersebut yang boleh membawa kita mengenali siapakah beliau. Antaranya :

  1. Beliau merupakan seorang yang terkenal yang berjuang atas nama Islam.
  2. Beliau meninggal dunia akibat serangan sakit jantung 6 tahun yang lepas di sebuah Hospital di Kuala Lumpur
  3. Jenazah beliau diterbangkan ke sebuah negeri di utara dengan pesawat Hercules TUDM daripada airport Subang. Selain itu jenazah beliau juga diiringi oleh polis.
  4. Disemadikan di sebuah madrasah negeri kelahiran beliau sesuai dengan wasiat beliau.
  5. Ribuan rakyat hadir dari seluruh pelusuk negara untuk memberi penghormatan terakhir kepada beliau, sehinggakan setiap orang yang datang berebut-rebut hendak mengangkat jenazah beliau.
Konfirm, ulama yang dimaksudkan ialah Almarhum Ustaz Fadhil Nor, mantan Presiden PAS.

Almarhum meninggal dunia akibat serangan sakit jantung di HUKM pada 23 Jun 2002. Almarhum disemadikan di Madrasah Darul Ulum, Pokok Sena, Kedah negeri kelahirannya. Jenazah Almarhum diterbangkan dengan pesawat Hercules TUDM di Subang dan tiba di airport Kepala Batas dengan disambut lebih 20,000 orang. Ramainya orang yang datang untuk memberi penghormatan terakhir kepada Almarhum sehinggakan jalan raya sesak teruk lebih 20 km. Kesan kesesakkan tersebut telah bermula dari tol-tol yang menghala ke Kedah, dan orang ramai terpaksa berjalan kaki ke Darul Ulum sejauh 10 km. Subhanallah.

Cerita awan memayungi pesawat yang membawa jenazah Almarhum Ustaz Fadhil Nor ini mungkin baru kita dengar. Dan ia diceritakan oleh pilot yang membawa kapal terbang tersebut. Inilah bila berjuang dengan keihklasan, balasan yang Allah tunjukkan dengan jelas kepada kita dan ia sebagai pemangkin semangat kita untuk terus memperjuangkan agama Allah. Kehebatan & keihklasan Almarhum berdakwah dan berjuang untuk agama sehinggakan didalam perjalanan terakhir beliau menuju ke alam barzakh pun masih lagi “berdakwah” hingga pilot terbabit dengan izin Allah memeluk Islam. Sememangnya Almarhum berjuang tanpa mengenal erti penat dan lelah untuk memartabatkan agama Allah di bumi Malaysia ini. Almarhum disegani teman dan lawan.

Semoga Allah mencucuri rahmat ke atas roh Almarhum. Al-Fatihah.


Soalnya...bagaimana kita yang tinggal ini....berapa ramai dah dapat hidayah atas usaha kita....termasuk diri penulis sendiri

---------------------

Artikel kedua mengenai Tok Guru Nik Abdul Aziz di ms 84.
Berkisar harapan seorang wartawan yang bercita-cita menemubual Mursyidul Am PAS secara in-person...Mencuba selama 3 hari dari sebelum subuh hingga larut malam...akhirnya dapat tanya hanya 3 soalan???!!!

Bacalah...tuan-puan..

kerdil benar rasa nak bagitahu dan compare dengan diri kita yang barangkali usia kita jauh lebih muda dan cergas berbanding dia....seorang Menteri Besar lagi... moga Allah merahmati beliau untuk terus meminpin...

teringat saya peristiwa kira-kira 3++ tahun lalu, bila tersebar berita kematian beliau...saya yang kemudiannya bersolat zohor berjamaah di surau UMW boleh menitis air mata (ketika bersolat) sedih..dan kemudiannya berkira-kira nak ke kelantan... x dapat nak bayang..jalan KL-kel, timur barat...jem..alhamdulillah x berlaku...

apapun...maghilah kita renung-renungkan kehidupan 2 Ulama' ini untuk dijadikan iktibar dan panduan..Jangan dikejar dunia sampai lupa Akhirat...yeee tak?

Isu minyak naik dan PETRONAS

Nilaaa..isu minyak naik dan petronas...

my personal point of view, its x ada kaitan langsung dengan PETRONAS esp..
bukan sebab skrng kija dengan PETRONAS... tp..

isu ini ia lebih kepada jumlah subsidi yang diberikan oleh kerajaan kepada operator-2 (Shell, Exxon Mobil, Caltex etc) minyak di Malaysia.. contohnya harga pasaran minyak seliter sekarang adalah RM 4.00/ seliter...harga jual di negara kita contohnya RM 2.70..so, kerajaan kena bayaq kat operator-2 nie the balance..meaning RM 1.30...

kat mana-mana pun, depend pada PEMERINTAH..kat oman ke, qatar ke..the same...
tuulah Kerajaan kena lah mesra rakyat...

sambung lagi lain kali..nak kena gi meeting...

PETRONAS, Crude Oil, Fuel Prices, etc

PETRONAS' STAFF SALARY & BONUS
1) The salaries paid to PETRONAS' employees are not as high as people think. At best, they are just industry average. And these are not attractive enough for some who left PETRONAS to find work at other companies (mainly from the Middle East) which are willing to pay more. Why do they pay more? The oil and gas industry worldwide has been facing acute shortage of qualified or experienced personnel, so most companies are willing to pay lots of money to entice and pinch staff from their competitors.

Bonus? There has NEVER been a bonus amounting to 6 months or 12 months throughout the 33 years. On average, it is 2 months. But don't ever think we don't deserve it. We more than deserve it. A lot of us work really hard, some in the most extreme of conditions. Those who have been to and worked in northern Sudan, for example, would testify that it's like working in a huge blower oven. Southern Sudan, on the other hand, is almost all swamps and mud. Imagine having to go through that kind of heat, or waddling in muddy swamps, day in and day out.


QUALITY OF CRUDE & REFINED PRODUCTS
2) Malaysia produces about 600,000 barrels of crude oil per day (and about 100,000 barrels condensate). Of this crude volume, 339,000 barrels are refined locally for local consumption. The rest is exported (and yes, because it has lower sulphur content it fetches higher prices).

Malaysia also imports about 230,000 barrels of crude oil per day, mainly from the Middle East, to be refined here. This crude oil contains higher sulphur and is less expensive (so the country gains more by exporting our crudes). In Malaysia, this crude is processed by PETRONAS at its second refinery in Melaka, and also by Shell at its Port Dickson refinery.

Different refineries are built and configurated to refine different types of crude. And each crude type yields different percentage of products (diesel, gasoline, kerosene, cooking gas etc) per barrel.

But most importantly, products that come out at the end of the refining process have the same good quality regardless of the crude types. That's why PETRONAS, Shell and Exxon Mobil share the same pipeline to transport the finished products from their refineries to a distribution centre in the Klang Valley. The three companies collect the products at this centre accordingly to be distributed to their respective distribution networks. What makes PETRONAS' petrol different from Shell's, for example, is the additive that each company adds.


PETRONAS' ROLE, FUNCTION & CONTRIBUTION
3) A lot of people also do not understand the role and function of PETRONAS, which is essentially a company, a business entity, which operates on a commercial manner, to mainly generate income and value for its shareholder. In this case, PETRONAS' shareholder is the Government.

In 1974, when PETRONAS was set up, the Government gave PETRONAS RM10 million (peanuts, right?) as seed capital. From 1974 to 2007, PETRONAS made RM570 billion in accumulated profits, and returned to the Government a total of RM335.7 billion. That is about 65% of the profits. That means for every RM1 that PETRONAS makes, 65 sen goes back to the Government.

Last year, PETRONAS made a pre-tax profit of RM86.8 billion. The amount given back to the Government (in royalty, dividends, corporate income tax, petroleum products income tax and export duty) was RM52.3 billion. The rest of the profit was used to pay off minority interests and taxes in foreign countries (about RM7.8 billion - PETRONAS now operates in more than 30 countries), and the remaining RM26.7 billion was reinvested. The amount reinvested seems a lot, but the oil and gas industry is technology- and capital-intensive. Costs have gone up exponentially in the last couple of years. Previously, to drill a well, it cost about US$3 million; now it costs US$7 million. The use of rigs was US$200,000 a day a couple of years ago; now it costs US$600,000 a day.

A lot of people also do not realise that the amount returned by PETRONAS to the Government makes up 35% of the Government's total annual income, to be used by the Government for expenditures, development, operations, and yes, for the various subsidies. That means for every RM1 the Government makes, 35 sen is contributed by PETRONAS.

So, instead of asking what happens to PETRIONAS' money or profits, people should be questioning how the money paid by PETRONAS to the Government is allocated.


CRUDE EXPORTS & FUEL PRICES
4) A lot of people also ask, why Malaysia exports its crude oil. Shouldn't we just stop exporting and sell at cheaper prices to local refiners? If Malaysia is an oil exporting country, why can't we sell petrol or diesel at cheaper prices like other oil producing countries in the Middle East?

I guess I don't have to answer the first couple of questions. It's simple economics, and crude oil is a global commodity.

Why can't we sell petrol and diesel at lower prices like in the Middle East? Well, comparing Saudi Arabia and other big producers to Malaysia is like comparing kurma to durian, because these Middle Eastern countries have much, much, much bigger oil and gas reserves.

Malaysia has only 5.4 billion barrels of oil reserves, and about 89 trillion cubic feet of gas. Compare that to Saudi Arabia's 260 billion barrels of oil and 240 trillion cubic feet of gas.

Malaysia only produces 600,000 barrels per day of oil. Saudi Arabia produces 9 million barrels per day. At this rate, Saudi Arabia's crude oil sales revenue could amount to US$1.2 billion per day! At this rate, it can practically afford almost everything -- free education, healthcare, etc, and subsidies -- for its people.

But if we look at these countries closely, they have in the past few years started to come up with policies and strategies designed to prolong their reserves and diversify their income bases. In this sense, Malaysia (and PETRONAS) has had a good head start, as we have been doing this a long time.

Fuel prices in Malaysia is controlled by the Government based on a formula under the Automatic Pricing Mechanism introduced more than a couple of decades ago. It is under this mechanism that the complex calculation of prices is made, based on the actual cost of petrol or diesel, the operating costs, margin for dealers, margin for retail oil companies (including PETRONAS Dagangan Bhd) and the balancing number of duty or subsidy. No retail oil companies or dealers actually make money from the hike of the fuel prices. Oil companies pay for the products at market prices, but have to sell low, so the Government reimburses the difference -- thus subsidy.

Subsidy as a concept is OK as long as it benefits the really deserving segment of the population. But there has to be a limit to how much and how long the Government should bear and sustain subsidy. An environment where prices are kept artificially low indefinitely will not do anyone any good. That's why countries like Indonesia are more pro-active in removing subsidies. Even Vietnam (which is a socialist country, by the way) is selling fuel at market prices.


PETRONAS & TRANSPARENCY
5) I feel I also need to say something on the allegation that PETRONAS is not transparent in terms of its accounts, business transactions etc.

PETRONAS is first and foremost a company, operating under the rules and regulations of the authorities including the Registrar of Companies, and the Securities Commission and Bursa Malaysia for its listed four subsidiaries (PETRONAS Dagangan Bhd, PETRONAS Gas Bhd, MISC Bhd and KLCC Property Holdings Bhd.

PETRONAS the holding company produces annual reports which are made to whomever wants them, and are distributed to many parties and places; including to the library at the Parliament House for perusal and reading pleasure of all Yang Berhormat MPs (if they care to read). PETRONAS also makes the annual report available on its website, for those who bother to look. The accounts are duly audited.

The website also contains a lot of useful information, if people really care to find out. Although PETRONAS is not listed on Bursa Malaysia, for all intents and purposes, it could be considered a listed entity as its bonds and financial papers are traded overseas. This requires scrutiny from investors, and from rating agencies such as Standard & Poor and Moody's.


BOYCOTT PETRONAS?
6) The last time I checked, this is still a democratic country, where people are free to spend their money wherever they like.

For those who like to see more of the money that they spend go back to the local economy and benefiting their fellow Malaysians, perhaps they should consider sticking to local products or companies.

For those who like to see that the money they spend go back to foreign shareholders of the foreign companies overseas, they should continue buying foreign products.


FINAL WORD (FOR TODAY)
I'm sorry this is rather long, but I just have to convey it. I hope this would help some of you out there understand something. The oil and gas industry, apart from being very capital intensive, is also very complex and volatile. I'm learning new things almost every single day.

Wilson Lee Gain Loon(CAU_MEDIARELATIONS/PETH)

Monday, June 16, 2008

"Tuhan Masih Sayang-kan Kita" : Temuramah bersama CEO Petronas : UTUSAN

Ketika membicarakan tentang prospek industri minyak dan gas baik di dalam negara ataupun global, Presiden dan Ketua Pegawai Eksekutif Petronas, Tan Sri Mohd. Hassan Marican, merupakan orang yang paling arif untuk dijadikan rujukan.

Selain berpengalaman luas, beliau adalah seorang yang cukup teliti tentang apa yang diperkatakan dan sentiasa membuat kajian sendiri. Tidak hairanlah apabila beliau membayangkan rakyat Malaysia perlu bersedia membayar lebih (untuk mendapatkan minyak) pada masa depan berikutan berlakunya penyusutan dalam sumber negara, ia harus diberikan perhatian serius kerana implikasi besarnya terhadap pembangunan ekonomi negara dan juga rakyat.

‘‘Pada pandangan saya, perkara yang berlaku ini adalah satu yang kritikal kepada anak cucu kita. Sumber (minyak dan gas) semakin berkurangan,’’ kata beliau. Mohd. Hassan menjangkakan Malaysia yang kini merupakan pengeksport minyak, akan menjadi pengimport bersih bahan berkenaan menjelang tahun 2010, iaitu hanya tiga tahun dari sekarang apabila permintaan yang ada bakal mengatasi pengeluaran.

‘‘ Hari ini, sumbangan Petronas masih lagi tinggi tetapi esok apabila sumber makin sikit dan harganya pula jatuh, sumbangan akan berkurangan, macam mana kita akan menanggung semua (membangunkan negara) ini. Keadaan ini akan berlaku dan hanya menunggu masa sahaja,’’ kata beliau.

Pengurangan sumber berkenaan bukan fenomena yang hanya berlaku di Malaysia, tetapi juga melanda dunia berikutan usaha mendapatkan komoditi yang dikenali sebagai emas hitam, kini diburukkan oleh peningkatan kos untuk mengeluarkannya dari perut bumi selain terdapat kekangan terhadap tenaga manusia dalam industri itu.

‘‘Tuhan masih lagi sayang kepada kita kerana itu kita berjaya temui rizab laut dalam,” kata beliau dalam satu temu bual dengan wartawan Mingguan Malaysia, MOWARDI MAHMUD, KHAIRUDDIN MOHD AMIN dan AMRAN AHMAD di pejabatnya baru-baru ini.
Namun begitu, menurut Mohd. Hassan, penemuan kawasan minyak laut dalam yang baru masih belum mencukupi kerana permintaan dalam negara yang dijangka terus meningkat, lambat-laun apa yang dimiliki itu akan habis juga.

Dalam temu bual itu, beliau juga menceritakan kesukaran mendapatkan sumber manusia dan kejayaan Petronas melahirkan jutawan bumiputera melalui pengendalian stesen minyaknya dan penting syarikat bumiputera membina modal insan dan juga keupayaan diri untuk bersaing.

MINGGUAN: Petronas sekali lagi mengumumkan hasil kewangan yang tertinggi dalam sejarahnya, jadi banyaklah duit yang ada
Mohd. Hassan: Keuntungan itu juga kita terus pulangkan kepada kerajaan. Pada tahun ini, kita memberi balik sebanyak RM58.1 bilion atau 77 peratus kepada kerajaan bagi digunakan untuk tujuan pembangunan dan melaksanakan agendanya yang memberi faedah kepada rakyat. Tetapi, sejauh mana ia digunakan secara cekap, ia adalah satu soalan lain.

Bolehkah Tan Sri jelaskan lagi?
MOHD. HASSAN: Tanggungjawab Petronas adalah mengembalikan (keuntungan) kepada kerajaan untuk melakukan apa yang perlu dibuat supaya kesannya dirasai oleh rakyat. Tahun lepas, terdapat pihak mempersoalkan kenapa keuntungan itu tidak diberikan terus kepada rakyat RM1,000 seorang dan berdasarkan pencapaian yang baru diumumkan, kita patut bagi RM3,000 seorang. Persoalan itu menjadi satu isu, sama ada duit digunakan sebaiknya atau dibazirkan, contohnya dalam pemberian subsidi ketika sumber minyak dan gas yang dinikmati semakin berkurangan.

Ini bermakna hasil Petronas boleh berkurangan pada masa depan
MOHD. HASSAN: Memang kerana berlakunya penyusutan itu. Kami merupakan penyumbang terbesar tunggal kepada pendapatan kerajaan sebanyak 35 peratus berbanding sektor-sektor yang lain termasuk perkilangan. Hari ini, sumbangan Petronas masih lagi tinggi tetapi esok apabila sumber makin sikit dan harga minyak pula jatuh, sumbangan akan berkurangan, macam mana kita akan menanggung semua ini (membangunkan negara). Keadaan ini akan berlaku dan hanya menunggu masa sahaja.

Apakah kita harus bersedia untuk membayar lebih?
MOHD. HASSAN: Saya rasa rakyat kena sedar yang sumber petroleum semakin susut. Dulu bijih timah tapi kita sudah kehabisan bekalannya walaupun harga timah sekarang ini mencapai AS$13,800 setan, kita sudah tidak ada sumber bahan itu lagi.

Berdasarkan kepada perkembangan semasa, bilakah ia akan habis?
MOHD. HASSAN: Itu terpulang kepada permintaan dan bagaimana kita menggunakan sumber yang kita ada. Jadi, sekiranya permintaan meningkat tinggi maka kadar pengurangan bekalan akan menjadi semakin cepat. Soalnya, adakah kita mahu terus guna (sumber yang ada) selagi boleh sampai habis dan mana manfaat yang boleh kita raih? Apakah kerana benda itu kita peroleh secara murah maka kita tidak payah simpan atau menggunakan secara cekap? Berdasarkan kepada kekurangan yang kita hadapi ini, pada hari ini (bekalan) hanya hampir mencukupi dan memenuhi permintaan.

Adakah tahap penyusutan sumber petroleum membimbangkan?
Mohd. Hassan: Pada kadar pertumbuhan permintaan sebanyak empat peratus setahun terutamanya dalam sektor pengangkutan, negara akan menjadi pengimport bersih minyak menjelang tahun 2010. Permintaannya menjadi lebih besar daripada pengeluaran. Kadar penyusutannya adalah tinggi. Kita bernasib baik mempunyai 30 peratus daripada rizab (minyak) di laut dalam yang ditemui lima tahun lalu. Kalau tidak, sumber kita sudah habis lama (tanpa penemuan medan minyak laut dalam), apa yang kita miliki berkurangan pada kadar yang pantas. (Jika tiada rizab minyak laut dalam) Pengeluaran akan berkurangan daripada 600,000 tong sehari kepada 250,000 atau 300,000 tong sehari. Menjelang tahun 2010, pengeluaran akan berkurangan kepada 300,000 tong sehari tetapi ketika ini kita mempunyai pengeluaran baru. Pengeluaran akan jatuh sebanyak 15 peratus setahun menjelang tahun 2011. Bermula tahun 2014, pengeluaran akan jatuh sebanyak 10 peratus setahun. Nasib kita jumpa (medan minyak) di laut dalam pada tahun 2002. Tuhan, masih sayangkan kita.

Bukankah kita menemui telaga baru di laut dalam?
Mohd. Hassan: Pengeluaran minyak laut dalam di Kikeh (Sabah) akan dilakukan pada bulan September tahun ini. Ia akan tampung balik kejatuhan yang berlaku sebelum ini (pengeluaran). Tapi selama mana? Lambat laun akan habis juga.

Apakah pilihan yang ada?
MOHD. HASSAN: Kita boleh import (gas asli) dari negara-negara lain. Tetapi apabila pengeluaran di seluruh dunia jatuh, mereka (pengeluar gas asli) memberikan keutamaan kepada kegunaan sendiri. Sebagai contoh, Indonesia tidak benarkan import (gas asli) dilakukan. Ini adalah satu masalah. Begitu juga di Vietnam dan Mesir yang menetapkan pengeluaran gas pada jumlah tertentu untuk penggunaan dalam negara. Jadi, kita hendak import (gas asli) dari mana? Kalau dapat import pun kita kena bayar harga pasaran yang mana jauh lebih tinggi daripada harga domestik. Pada pandangan saya, perkara yang berlaku ini adalah satu yang kritikal kepada anak cucu kita. Sumber (minyak dan gas) semakin berkurangan.

Ada yang mengatakan kenapa tidak kita terus sahaja mencari gali?
Mohd. Hassan: Kos operasi telah meningkat. Kos penggerudian naik 200 peratus. Kos mencari dan kos pembangunan (medan minyak) juga meningkat dalam tempoh satu hingga dua tahun ini. Ini kos yang ditanggung hari ini. Sekiranya harga (minyak) kekal tidak mengapa tetapi jika harga jatuh, anda akan menanggung kerugian, ia tidak lagi menguntungkan dari segi (skala) ekonomi. Beberapa projek (dalam industri minyak dan gas global) telah ditangguhkan kerana kenaikan kos ini. Ia merupakan kitaran jangka masa panjang. Jika dilihat daripada penangguhan projek, kita akan menyaksikan pembekalan berkurangan dan permintaan akan meningkat.

Apakah penyelesaiannya?
Mohd. Hassan: Pada hari ini, permintaan adalah 84 juta tong sehari dan pada tahun 2012 pula sebanyak 120 juta. Persoalan timbul di mana kita perlu mencari 36 juta tong sehari (menjelang tahun 2012). Kita perlu bergantung kepada Timur Tengah iaitu Iran dan Iraq tetapi keadaan geopolitiknya tidak stabil. Apa akan berlaku jika Timur Tengah tidak dapat memenuhi permintaan?

Sebelum ini kekurangan modal insan juga dikatakan perkara serius?
Mohd. Hassan: Industri juga mengalami kekurangan modal insan. Bagi mengatasinya, pada tahun lalu kami mengambil 1,100 jurutera dalam semua bidang kejuruteraan dan kemudiannya menukarkan mereka menjadi jurutera petroleum. Mereka akan pergi ke universiti, belajar balik selama 18 bulan untuk jadi jurutera petroleum. Mereka yang mempunyai (ijazah) sains tulen pula akan ditukarkan kepada saintis geologi. Bagaimanapun ini mengambil masa. Selepas mereka menamatkan pengajian (di universiti) mereka masih lagi baru (tidak mempunyai pengalaman) dan ia mengambil masa antara lima tahun hingga tujuh tahun sebelum mereka boleh digunakan. Anda mengambil masa antara tujuh hingga 10 tahun sebelum mereka bersedia. Purata umur pekerja dalam industri ini ialah 52 tahun dan jika masa selama 10 tahun diperlukan untuk mendapatkan orang baru, pekerja yang ada akan berusia 62 tahun (ketika kakitangan baru berkhidmat). Jurang antara pekerja sedia ada dan pekerja baru adalah besar.

Bagaimana pula dengan kehadiran pekerja yang berpengalaman?
Mohd. Hassan: Hampir separuh daripada pekerja dalam industri minyak dan gas global akan bersara dalam jangka masa 10 tahun akan datang. Kami juga rekrut dan latih tetapi kami merana. Dalam masa tujuh hingga 10 tahun mereka lari ke Australia, Timur Tengah dan United Kingdom. Kami menjangkakan akan terus kehilangan (pekerja) berpengalaman walaupun kami mengambil 1,100 pekerja ini. Modal insan merupakan masalah jangka panjang. Ia mengambil masa sekurang-kurangnya lima tahun untuk menyelesaikannya, khususnya saintis geologi. Kita juga memanggil balik pesara Petronas.

Kenapa perkara itu boleh berlaku?
Mohd. Hassan: Generasi muda tidak seperti generasi tua yang lebih setia. Mereka melihat kepada wang. Ini adalah sifat biasa generasi lebih muda. Syarikat minyak di negara lain menawarkan gaji yang lebih tinggi. Tahun lalu, kami kehilangan 270 orang pekerja yang mana 131 orang majoritinya jurutera. Mereka meninggalkan (Petronas) sebab wang. Sekumpulan lagi yang lebih berpengalaman, mereka pergi (ke luar negara) sebab mahukan sistem pendidikan yang baik untuk anak mereka.

Ada yang menyertai semula Petronas?
Mohd. Hassan: Tidak. Saya tidak menukar dasar (tidak mengambil balik pekerja yang telah keluar). Saya mahu menghargai mereka yang setia. Kami ada 75 peratus pekerja yang setia tetapi saya tidak memerlukan mereka yang keluar dan mahu kembali semula.

Dengan peningkatan kos, adakah Petronas mempunyai dana yang mencukupi?
Mohd. Hassan: Kami mempunyai dana yang mencukupi. Kita mempunyai kerajaan yang bertanggungjawab dan Petronas mempunyai 25 peratus keuntungan untuk berkembang. Sekiranya kalau kos terlampau tinggi, kami tidak akan melabur. Ia tidak menguntungkan berdasarkan (skala) ekonomi. Ini yang berlaku di seluruh dunia. Semua orang melihat dan mengkaji semula pelaburan mereka.

Berbalik kepada perkara lain, Petronas juga terlibat dalam membangunkan ekonomi bumiputera
Mohd. Hassan: Petronas Dagangan Bhd., anak syarikat Petronas, mempunyai 832 stesen minyak, yang mana 95 peratus pemilik adalah bumiputera. Stesen minyak ini merupakan tempat latihan orang Melayu menjadi pengedar. Ia untuk pembangunan ekonomi orang Melayu. Jika dilihat pengusaha stesen Shell (yang majoritinya bukan bumiputera) mereka menjadikan stesen minyak ini sebagai tempat proses pembelajaran perniagaan pertama untuk anak-anak mereka. Anak mereka datang (ke stesen minyak) pada hujung minggu. Stesen minyak Petronas ini boleh dijadikan mekanisme latihan untuk masyarakat Melayu berniaga. Selain itu ia juga untuk perusahaan kecil dan sederhana (PKS) memasarkan produk mereka. Pada hujung minggu anak ataupun anak saudara pengusaha stesen minyak boleh datang ke stesen minyak dan lihat bagaimana ia beroperasi dan ini merupakan permulaan keusahawanan tetapi mereka tidak mahu belajar.

Bagaimana mereka boleh memperbetulkan keadaan ini?
Mohd. Hassan: Apabila mereka telah menjadi pengedar, bawalah anak ke stesen dan melihat bagaimana perniagaan dilakukan. Ia adalah tempat untuk melahirkan usahawan.

Adakah Petronas telah mencapai kejayaan?
Mohd. Hassan: Kita telah lahirkan banyak jutawan Melayu melalui perniagaan pengendalian stesen-stesen minyak Petronas. Bagaimana pula dengan perkembangan syarikat penyedia khidmat sokongan Petronas.

Adakah Tan Sri puas hati?
Mohd. Hassan: Mereka telah dibangunkan sejak 20 tahun lalu tetapi mereka kurang memberi tumpuan kepada latihan. Mereka sepatutnya membangunkan modal insan dan bukan mengambil pekerja dari syarikat lain selain membina keupayaan diri. Kesemua ini untuk faedah tempoh jangka masa panjang. Ini adalah perniagaan global, mereka perlu cekap dari segi kos, mempunyai bakat dalam modal insan, mempunyai teknologi barulah boleh bersaing.

**Dipetik daripada : UTUSAN ONLINE

Thursday, June 05, 2008

Untunglah

Sabda Rasulullah s.a.w :
“Untunglah orang yang dari tangannya mengalir kebaikan
dan celakalah orang yang dari tangannya mengalir keburukan”

Where are you in the next 5 years?

  1. Do you have any planning for your future?
  2. If do not have? Better Do
  3. Because : It better late than never…
  4. Make it and Call it “My Grand Planning”
  5. Even can plan after death…
  6. As simple as Short Term Plan, Medium Term and Long Term
  7. Short Term (ST) can be a plan activities for this year
  8. Medium Term (MT) can be until now to next two or three years later
  9. Long Term (LT) until what age you think you can survive
  10. ST ie…road tax, ur income tax, or solat taubah, puasa sunat and even muhasabah day. LT ie…lesen mati bila, azam or target on every year. May be karier path target
  11. LT ie..date to go to hajj, buying a house or houses, creating or building sekolah agama rakyat
  12. Day after day, hour after hour, minute after minute, second after second passing thru us.. without we doing things…
  13. Famous said: “Fail to plan, is, PLAN to FAIL”
  14. But fren, remember…not every plan can be victorious because we got ALLAH.. so do not be too frustrated if you fail…keep on trying until you get what u want…

Apa Pandangan Anda? PAS the real kingmaker in Malaysian politics : The Star

The Star (5 June 2008) PAS the real kingmaker in Malaysian politics

By FUI K. SOONG

These days, it’s the party that takes centre stage. PAS is the most organised, financially independent and talented organisation in the country. DOES Sabah really hold the key to the future of the country? And will the Pakatan Rakyat actually take over the government come August or September? Excuse the pun, but the jumping frog is actually a red herring.
The true kingmaker in this current political scenario is actually PAS, not Sabah or Sarawak. Last month, the Malay writers and intellectual group called Gapena held a meeting in Johor to discuss the future of the Malays in the light of the recent elections results. And central to Gapena’s memo was the call to the rulers as well as Malay political leaders to fulfil their duties and responsibilities to preserve and protect Kedaulatan Melayu in order that this remains the core ideology in Malaysian politics.

Some may argue the extent of Gapena’s influence over a diverse Malay population but what is important to note is that Malay-based interest groups have been all out to woo the hearts and minds of the Malay constituents.This includes Umno, PKR, PAS, the royal houses, the civil service and, as mentioned the Malay NGOs. The contest for the Malay space is heating up and is about to get hotter.
Could this be Tun Dr Mathathir Mohamad’s prime concern when he resigned from Umno on May 18?
There is no question of a succession plan as promised by Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi but when the succession is carried out will have a great bearing on what is to become of Malaysian politics.
PAS contested in 66 parliamentary seats in 2008. This is 18 seats fewer than it did in the 2004 election because PAS made a pact with both PKR and DAP that they would all only hold straight fights with the BN this time.

If PAS had known the political tsunami was coming, would PAS have relinquished that many seats for its partners?
After all, DAP did not have to give up a single seat, and contested in five more seats in 2008 than it did in 2004.
Despite the sacrifices, PAS won 23 seats this time compared with seven in 2004. Its popular votes also increased but only from about 1.1 million to 1.14 million.
This is miniscule compared with DAP whose popular votes gained from 708,173 to 1,118,025.
Even more fantastic was PKR’s popular votes which leaped almost three-fold from 578,481 in 2004 to 1,509,080 in 2008.
PAS may have gained 16 more winning seats plus two more Mentris Besar but in terms of popular votes and the number of seats they could have won, PAS benefited the least of all the three Opposition parties.
Yet PAS is the most well organised, most financially independent and most talented party in Malaysia right now. Not only did it give up some of its contestable seats, it shelved its Islamic agenda in the back burner for the sake of a cohesive strategy for the Opposition front.
What will happen in the next elections?
Will PAS request for the return of the seats or will joining BN provide it with more security?
The fate of the country actually lies with PAS rather than with PKR or the East Malaysians. It is said that it is unlikely that at this point in time PAS would regroup to become one big Umno while Datuk Nik Aziz Nik Mat, its spiritual and paramount leader is still around.
However, they would consider re-uniting with the BN. It will, after all, serve several ambitions and is probably the safest route to its long-term survival.
One, to be part of the ruling coalition would bring an end to the strenuous federal-state relations in at least three states.
Two, it would serve the wish of the Malay ground wanting to see more unity at least along the lines of Islam if not, Malay. The Malay middle-class may have shown tendencies towards a more open multiracial concept and approach. Islamic unity, on the other hand, is definitely more universal among all the classes.
Three, PAS gets to discipline Umno for its wayward ways in the name of Islam, Malay unity and future of Malaysia.
Four, the move to rejoin BN would secure its position for the next few general elections, ending the Opposition’s cat-and-mouse tactics.
The above fourth reason is the most seductive for Umno as it would bring an end to the current delicate impasse – whoever the president of Umno is or, might be in the future.
The next question would be – how would the component parties like the MCA then contend with the new BN?
This will depend how well they wedge their future strategies between the two giants.
In the aftermath of the recent elections, it seems the new political game has barely even begun for Malaysia.
Fui K. Soong is the CEO of Institute of Strategic Analysis and Policy Research (INSAP), a think tank of MCA, an organisation dedicated to research on the removal of barriers and bias in policies that impede Malaysian unity, racial harmony and economic prosperity.

Kenaikan Harga Minyak Sorotan Akhbar

Berikut adalah keratan akhbar-akhbar di internet...

-------------
Bernama : Petrol, Diesel Prices To Increase At Midnight Tonight

PUTRAJAYA, June 4 (Bernama) -- Petrol and diesel prices will go up by 78 sen and RM1 per litre respectively at midnight tonight, Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi announced Wednesday…

Selanjutnya di : http://www.bernama.com/

-------------

Utusan : Petrol naik 78 sen, diesel RM1, elektrik jika lebih RM43

PUTRAJAYA 4 Jun – Harga petrol di negara ini dinaikkan sebanyak 78 sen seliter kepada RM2.70 seliter berkuat kuasa esok.
Ini merupakan kenaikan 40 peratus daripada harga RM1.92 seliter sekarang.
Perdana Menteri, Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi berkata, harga diesel turut dinaikkan sebanyak RM1 kepada RM2.58 seliter daripada RM1.58.

Selanjutnya di : http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2008&dt=0605&pub=Utusan_Malaysia&sec=Muka_Hadapan&pg=mh_01.htm


-------------

Harakah : Kenaikan harga minyak, hadiah kerajaan 'PM terlampau' - Mahfuz

KOTA BHARU, 4 Jun (Hrkh) - Pengumuman kenaikan harga minyak (diesel RM1,00 dan Petrol RM0.78 sen) yang dibuat kerajaan Perdana Menteri, Abdullah Ahmad badawi disifatkan sebagai hadiah dari kerajaan 'PM terlampau' kepada rakyat.

Selanjutnya di : http://www.harakahdaily.net/index.php?option=com_content&task=view&id=014956&Itemid=85

-------------

Berita Harian : Penjimatan subsidi diagih semula

PUTRAJAYA: Kerajaan menganggarkan memperoleh penjimatan RM13.7 bilion menerusi penstrukturan semula subsidi petrol, diesel dan gas serta pendapatan levi yang dikenakan terhadap syarikat penjana tenaga bebas (IPP) dan pengeluar minyak kelapa sawit (POP). Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi berkata, penjimatan itu akan dibelanjakan semula bagi kepentingan rakyat dengan RM4 bilion diagihkan untuk dasar jaminan bekalan makanan negara, subsidi minyak masak (RM1.5 bilion), subsidi pembelian beras import (RM400 juta), subsidi tepung (RM200 juta), subsidi roti (RM100 juta) dan subsidi petrol, diesel dan gas (RM7.5 bilion).

Selanjutnya di : http://www.bharian.com.my/Current_News/BH/Thursday/BeritaUtama/20080605011719/Article

-------------

Wednesday, June 04, 2008

Jangan Putus Asa

Pesanan…untuk KEHEBATAN diri

Jibril a.s pernah mengingatkan Rasulullah s.a.w dengan wasiatnya..

“Hiduplah kamu sebagaimana kamu kehendaki, TETAPI INGAT bahawa kamu akan mati,

Dan cintailah sesiapa yang engkau kehendaki, TETAPI INGAT bahawa engkau akan berpisah dengan nya,

Dan buatlah apa sahaja yang engkau kehendaki, TETAPI AWAS kamu akan dibalas atas apa yang kamu lakukan itu.


Dan ketahuilah bahawasanya kemulian orang beriman terletak pada QIMULLAILnya dan kehebatannya bila dia tidak bergantung kepada orang lain.”

Hadis Riwayat Al-Hakim dan Abu Naim

Tuesday, June 03, 2008

Renungan : Rahsia dan Nikmat disebalik erti "SABAR"

MAKSUD "sabar" dalam konteks amalan batin ialah menahan hawa nafsu daripada dipengaruhi oleh sebarang gelora atau kegemparan hati atau tekanan jiwa atau perasaan atau rangsangan yang menimbulkan rasa marah atau berontak, resah- gelisah, tidak rela, sugul, kecewa atau putus asa, akibat daripada pengalaman menghadapi kesusahan, ketidak-selesaan atau sesuatu keadaan yang tidak disukai atau tidak diingini.

Kesabaran itu harus meliputi empat tindakan, iaitu:
* tabah dan tekun dalam mengerjakan taat atau ibadat kepada Allah;
* menahan diri daripada melakukan maksiat atau kemungkaran;
* memelihara diri daripada dipukau oleh godaan dunia, nafsu dan syaitan;
* tenang/teguh hati menghadapi cubaan atau musibah.

Sabar yang demikian itu adalah suatu tuntutan dalam agama dan merupakan satu ibadah, malah segala ibadat itu didirikan di atas sabar, kerana dalam mengerjakan ibadat itu kita terpaksa menanggung kepayahan dan pengorbanan.

Malah, dalam segala lapangan, kita perlu bersabar dan menangani segala kesukaran dan
rintangan yang dihadapi. Orang yang gagal bersabar tidak akan tercapai matlamat dan manfaat
ibadatnya.

"Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu dicukupkan ganjaran pahala
mereka tanpa batas".
(QS. 39:10)

Allah Taala menganjurkan kita supaya bersabar. Firman-Nya (mafhumnya):

"Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu (melakukan taat dan menghadapi musibah), teguhkanlah kesabaran kamu, tetapkanlah kewaspadaan serta siap
siaga dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung
(merebut syurga dan bebas dari neraka)".
(QS. 3:200).
Saiyidina Ali Abu Talib k.a.w pernah bermadah, maksudnya: Jika engkau bersabar, takdir itu berlaku juga ke atas diri mu, tetapi engkau dikurniakan ganjaran pahala. Jika engkau tidak sabar pun, takdir tetap berlaku juga ke atas dirimu dan engkau berdosa.
DALAM konteks menghadapi ujian (qadhak) atau musibah atau mala petaka, seseorang hamba Allah itu, insya Allah, akan berjaya mengekalkan kesabarannya , jikalau dia sentiasa mengingati
atau mengekalkan kesedaran tentang hakikat atau hikmat musibah itu, atau jika hamba Allah
itu sentiasa menaruh sangkaan baik terhadap Allah Taala. Malah, dengan yang demikian,
kesabaran dan keimanannya akan bertambah teguh.
Untuk mewujudkan kesabaran, kita hendaklah sentiasa menyedari, bahawa kadar dan waktu
berlakunya kesusahan atau musibah itu adalah di bawah takdir Allah Taala yang maha berkuasa. Ketetapan kadar itu tidak bertambah atau berkurang dan waktunya tidak terdahulu atau terkemudian. Dan, untuk memelihara atau mengekalkan kesabaran itu pula, kita hendaklah sentiasa mengingati bahawa kesabaran itu bakal dibalas dengan ganjaran kebajikan dan pahala
yang disimpan khas oleh Allah Taala.
Demikianlah, kesabaran itu merupakan ubat yang paling pahit tetapi paling mujarab. Yakinlah,
keberkatan daripada kesabaran itu membawa manfaat kepada kita sekali gus menolak mudarat
daripada kita. Sebagai ubat, pahitnya hanya sesaat, tetapi manisnya berpanjangan.
Wallahu a'lam.

Ilusi ...



Do You Know?...Jobs Opportunity with PETRONAS online

You may go to address and register @

http://www.discoverpetronas.com/applynow.html

or

http://www.discoverpetronas.com/

What you can do?

1. Searching a job

2. Submit CV

3. even can create ID

Why not you try this...!

"Berkhidmat untuk negara"

Monday, June 02, 2008

Do You Know?...Malaysian can renew Road Tax thru online..

  1. you may go to address and register è http://www.myeg.com.my/
  2. FAQ posted and might be useful at http://www.myeg.com.my/roadTaxFAQ.htm
    Others...
  3. MyEG Services has established the electronic link between the Government and citizens/businesses. This website enables the Malaysian public a single point of contact between the Government and the people it serves. There are a few other services currently being offered at the website.


    PDRM
    - Traffic summons checking and payment services

    JPJ
    - JPJ summons checking and payment services

    JIM
    - Bankruptcy and liquidation status enquiries

    DBKL
    - Assessment and compound checking

    CDL Renewal
    - License slip renewal service