Kaki melangkah,
akal mencari arah,
memandu manusia ke suatu destinasi,
padahal,
manusia itu tiada arah dituju,
hanya mengikuti bekalan rasa,
rasa hati,
entah betul entah tidak,
tiba rasa tersesat,
lantas dia bertanya orang,
namun orang itu pun tiada akan tahu arahnya...
lantas pada siapa lagi mahu ditanya?
lidah kelu,
akal kaku,
hati hanya pasrah..
namum rasa masih belum puas,
ingin mencari dan terus mencari,
tapi bagaimana?
hilang panduan?
memandang si buta,
ditemani tongkat ajaib,
dunia nya gelap,
tapi hati nya terang...
dalam kegelapan dia terus melangkah...
hati terdetik,
alangkah sunyi nya mata tanpa cahaya...
dia bisa untuk terus berjuang...
bisakah aku terus melangkah tanpa bantuan?
argh, terlupa rupanya...
aku masih ada ruang...
bertanya kepada Yang Maha Mengetahui...
terasa untung diri dengan-Nya..
malang dan kelam pada siapa tanpa hidayah-Nya...
bersyukur aku pada-Nya...
Itulah kita sebagai manusia, tidak pernah bersyukur dan menghargai nikmat yang Allah anugerahkan. Kadang2 nikmat di sisi kita langsung tidak dihiraukan tetapi asyik mengejar nikmat2 lain yang menyebabkan kita sendiri lalai sehingga terlupa siapa diri kita sebenarnya. Sementara peluang masih ada samalah kita rebut supaya mendapat redha Allah.InsyaAllah...
ReplyDelete